Bobon Santoso Bongkar Konten Rendang Willie Salim

Bobon Santoso Bongkar Konten dunia kuliner digital Indonesia kembali di guncang oleh perseteruan dua sosok besar yang di kenal karena aksi masak skala raksasa: Bobon Santoso dan Willie Salim. Setelah viralnya konten rendang 200 kg milik Willie Salim yang di sebut-sebut di serbu warga Palembang hingga tak tersisa, kini Bobon Santoso ikut angkat bicara dan membuat pengakuan yang mencengangkan. Dalam sebuah podcast yang tayang belum lama ini, Bobon secara terbuka menyebut bahwa ia melihat “kejanggalan” dalam video viral tersebut.

Bobon Santoso Bongkar Konten

Isi Pernyataan Bobon: Kejanggalan yang Tak Bisa Di abaikan

Dalam sesi podcast berdurasi lebih dari satu jam, Bobon menyatakan bahwa ia tidak ingin mencampuri urusan rekan sesama konten kreator. Namun, sebagai orang yang juga sering membuat konten masak besar-besaran, ia merasa ada beberapa hal yang “tidak masuk akal” dalam alur video rendang 200 kg milik Willie.

“Saya bukan ingin menjatuhkan, tapi dari kacamata saya sebagai orang dapur, ada proses yang terasa janggal. Terutama soal rendang yang katanya habis sebelum matang. Kok bisa? Di mana kontrolnya?” ujar Bobon.

Ia juga menambahkan bahwa dalam proses masak rendang dalam skala sebesar itu, mustahil tidak ada kru yang berjaga atau mencatat distribusi bahan baku. “Apalagi ini konten, semua pasti terekam. Jadi kalau bilang tiba-tiba hilang karena di serbu, saya sulit percaya begitu saja,” tambahnya.

Publik Mulai Curiga: Rekayasa atau Ketidaksengajaan?

Pernyataan Bobon tentu saja memicu gelombang reaksi dari publik. Beberapa netizen merasa bahwa opini Bobon membenarkan dugaan mereka bahwa ada “setting-an” dalam video tersebut untuk mendramatisasi momen. Bahkan, sebagian menuding bahwa ini bisa jadi strategi agar konten naik secara viral Bobon Santoso Bongkar Konten.

“Setelah di bilang hilang sebelum matang, view YouTube langsung naik tajam. Jadi makin curiga,” tulis @siska_berita di kolom komentar.

Namun, sebagian lain menilai bahwa Bobon terlalu cepat menyimpulkan tanpa bukti kuat. “Harusnya antar kreator saling support, bukan malah seolah nyinyir,” balas akun @makanindonesia.

Willie Salim Bungkam, Timnya Buka Suara

Sementara Willie Salim memilih untuk tidak menanggapi langsung komentar dari Bobon, salah satu anggota tim produksinya memberikan pernyataan kepada media lokal. Menurut mereka, pernyataan Bobon adalah pendapat pribadi yang tidak di dukung oleh data lapangan.

“Kami punya dokumentasi lengkap. Bahkan sudah tayang klarifikasi dan footage CCTV. Kalau ada yang tetap tidak percaya, itu hak mereka. Kami tidak mau debat kusir,” ujar Rafi, salah satu koordinator lapangan dalam tim produksi Willie.

Pakar Konten Digital Turun Tangan

Menanggapi peristiwa ini, pakar konten digital dari Universitas Padjadjaran, Dr. Endang Subekti, menyebut bahwa kompetisi di dunia konten digital memang sangat ketat. Konflik seperti ini bisa muncul ketika dua brand personal besar saling bersinggungan Bobon Santoso Bongkar Konten.

“Bobon dan Willie punya massa masing-masing. Di satu sisi, Bobon berbicara dari sudut teknis. Tapi publik sudah kadung menilai ini seperti drama antara dua kubu. Sangat di sayangkan jika menjadi ajang saling menjatuhkan,” ungkapnya.

Efek Domino ke Brand dan Sponsor

Tak hanya berdampak pada citra pribadi, drama ini di sebut dapat memengaruhi kepercayaan brand terhadap para konten kreator yang terlibat. Apalagi baik Bobon maupun Willie di kenal memiliki sejumlah kerja sama komersial dengan brand makanan, peralatan dapur, hingga e-commerce.

“Brand bisa berpikir ulang untuk kerja sama jika melihat konflik ini memperkeruh reputasi influencer. Dunia digital tidak hanya soal view dan like, tapi juga kredibilitas,” ujar Felicia Hendra, PR agency dari salah satu brand yang pernah bekerja sama dengan kedua tokoh tersebut.

Netizen Terpecah: Bobon Vs Willie

Seperti biasa, publik media sosial terbelah. Pendukung Bobon menganggap apa yang di sampaikan idola mereka sebagai bentuk kejujuran dan kritik membangun. Di sisi lain, fans Willie menyebut Bobon iri dengan pencapaian Willie.

“Bobon lebih jujur, dia bicara pakai logika dapur,” tulis @fanbobons.

“Willie lebih elegan. Tidak usah banyak bicara, cukup bukti di lapangan,” tulis @supportsalim.

Perdebatan ini justru semakin memanaskan kolom komentar di berbagai platform.

Komentar dari Influencer Lain

Beberapa konten kreator yang biasa berkolaborasi dengan keduanya pun ikut angkat suara. Fadil Jaidi misalnya, mengajak keduanya untuk menyelesaikan secara damai.

“Dua-duanya keren dan punya karya. Jangan saling bawa ke publik konflik kayak gini. Duduk bareng, damai, kolab sekalian!” cuit Fadil.

Sementara Sisca Kohl memilih netral dan menekankan pentingnya menjaga nama baik komunitas kreator makanan.

Sejarah Panjang Rivalitas Terselubung?

Meski tidak pernah terlihat secara terang-terangan bersaing, hubungan Bobon dan Willie memang sering di sebut sebagai rival diam-diam di antara fans mereka. Keduanya memulai tren “masak besar” yang belakangan jadi genre tersendiri di dunia YouTube dan TikTok Indonesia.

Namun, para pengamat menyebut bahwa rivalitas ini seharusnya menjadi hal yang sehat dan membangun, bukan menimbulkan drama dan tudingan yang bisa memecah belah komunitas.

Klarifikasi Lanjutan dari Pihak Ketiga

Menariknya, beberapa volunteer yang terlibat di kegiatan masak besar Willie di Palembang juga ikut memberi klarifikasi melalui akun pribadi mereka. Salah satu dari mereka, akun @chef_ian_pbg, mengatakan bahwa memang terjadi kekacauan saat proses memasak karena banyaknya warga yang datang sebelum jadwal distribusi.

“Kami kewalahan. Ini bukan salah siapa-siapa. Kami terlalu percaya diri bisa handle crowd. Kejadian ini jadi pelajaran buat semua tim konten sosial,” tulisnya.

Akankah Ada Kolaborasi Damai?

Dengan memanasnya situasi ini, beberapa fans berharap agar Bobon dan Willie justru memanfaatkan momen ini untuk membuat konten kolaborasi bersama.

“Bayangin Bobon dan Willie masak 500 kg bareng buat buka puasa! Damai dan pecah view-nya pasti!” tulis netizen dengan username @kontenkreatif.id

Meski belum ada tanda-tanda keduanya akan berdamai dalam waktu dekat, ide ini banyak mendapat dukungan karena di anggap bisa menurunkan tensi konflik sekaligus menghibur publik.

Kesimpulan

Pernyataan Bobon Santoso soal kejanggalan dalam konten rendang 200 kg milik Willie Salim menjadi pemantik perdebatan yang luas. Di satu sisi, Bobon menyuarakan kritik teknis sebagai sesama praktisi masak besar. Di sisi lain, Willie mencoba tetap tenang dan membuktikan melalui data lapangan.

Bagaimanapun, dunia konten digital kini menuntut para kreator untuk lebih berhati-hati, bukan hanya dalam produksi konten tapi juga dalam menyikapi opini dari sesama kreator. Masyarakat sebagai penikmat konten pun di tuntut lebih kritis dalam menilai dan tidak cepat mengambil kesimpulan tanpa data yang utuh.

Apakah ini akan jadi awal dari “konten damai” atau justru membuka lembar baru rivalitas? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *